Senin, 06 Desember 2010
Senin, 29 November 2010
PEMUPUKAN PADA TANAMAN ANGGREK DENDROBIUM
Anggrek merupakan salah satu komoditas tanaman hias yang mempunyai potensi untuk dikembangkan di Jakarta , baik sebagai bunga potong maupun tanaman dalam pot. Salah satu jenis bunga yang banyak dikembangkan di Jakarta adalah anggrek Dendrobium. Selain tingkat kebutuhan konsumen akan bunga anggrek Dendrobium cenderung meningkat, harganya pun cukup tinggi.
Dalam membudidayakan tanaman anggrek Dendrobium, media yang digunakan tidak cukup menyediakan unsur-unsur yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya,
sehingga perlu diberi pupuk, baik organik maupun anorganik.
Anggrek Dendrobium merupakan tanaman epifit, sehingga penyerapan hara melalui akar sangat sedikit karena
itu penyerapan hara dapat ditingkatkan dengan cara memberikan pupuk melalui daun.
Selama ini pupuk majemuk yang digunakan petani adalah: Hyponex, Gaviota, Cristalon, dan lain-lain, sementara harga pupuk tersebut akhir-akhir ini meningkat. BPTP Jakarta telah melakukan pengkajan beberapa jenis pupuk pada tanaman anggrek Dendrobium sebagai salah satu upaya mendapatkan pupuk pengganti (alternatif) yang efektif dan efisien.
JENIS DAN MANFAAT PUPUK
1. Pupuk Nitrogen (N) berpengaruh meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Tetapi bila diberikan secara berlebihan, tanaman mudah terserang penyakit dan pembentukan bunga menjadi .
terhambat.
2. Pupuk Phospor (P) berpengaruh untuk merangsang pembungaan.
Kekurangan unsur P menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat.
3. Pupuk Kalium (K) merangsang pertumbuhan akar dan meningkatkan ketahanan terhadap penyakit.
Kekurangan unsur K menyebabkan terhambatnya proses fotosintesa dan jumlah tangkai bunga menurun.
PEMBERIAN PUPUK
Pemberian pupuk pada tanaman anggrek Dendrobium disesuaikan dengan tahap pertumbuhan tanaman yaitu:
1. Dendrobium bibit (Seedling) membutuhkan pupuk dengan perbandingan N:P:K sebanyak 60:30:30.
2. Dendrobium ukuran sedang tumbuh membutuhkan pupuk dengan perbandingan N:P:K sebanyak 30:30:30.
3. Dendrobium yang sedang berbunga membutuhkan pupuk dengan perbandingan N:P:K sebanyak 10:60:10.
4. Dosis untuk pupuk daun yang berbentuk kristal adalah 1 gram/liter dan dosis untuk pupuk berbentuk cairan adalah
2 cc ? 3 cc dilarutkan dalam 1 liter air.
5. Pemupukan dilakukan seminggu sekali dengan menyemprotkan ke seluruh bagian tanaman.
6. Sebaiknya tidak menyiramkan pupuk ke media karena tidak efisien, hanya ujung akar yang memanfaatkanya.
7. Waktu penyemprotan sebaiknya pada pagi atau sore hari.
8. Jika cuaca mau hujan tunda pemupukan karena pupuk yang diberikan akan tercuci sebelum diserap tanaman.
HASIL KAJIAN
Pupuk yang dikaji terdiri dari:
a) 30 gr NPK + 5 cc Metalik/10 lt,
b) 5 gr Dekastar + 5 cc Metalik/10 lt,
c) 40 cc Herbasri/10 lt.
Bibit anggrek yang digunakan berasal dari kultur jaringan dengan ukuran bibit 10 cm yang ditanam pada pot tanah
berdiameter 15 cm.
Pot diisi dengan pecahan batu bata sampai 1/3 bagian tinggi pot.
Selanjutnya anggrek ditanam pada bagian tengah pot yang telah berisi media.
Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanaman telah berumur 1 minggu dengan cara disemprot melalui daun dan
diulang tiap minggu.
Pemeliharaan tanaman dilakukan secara rutin terutama penyiraman. Pengendalian terhadap ulat daun digunakan
Dithane 0,2%.
Hasil kajian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk NPK ditambah unsur mikro Metalik cenderung memberikan
pertumbuhan yang terbaik diikuti oleh penggunaan pupuk Dekastar + Metalik dan penggunaan pupuk Herbasri.
Sumber: LIPTAN BPTP JAKARTA , No.: 02/RL/LIPTAN/BPTP JKT/2002
http://jakarta.litbang.deptan.go.id/klinikagribisnis/ - Klinik Agribisnis DKI Jakarta Powered by Mambo Open Source Generated: 15 December, 2008, 19:40
POHON
Tumbuhan yang sehari-hari kita jumpai memiliki maanfaat yang sangat besar bagi kelangsungan makhluk hidup. Ketergantungan tersebut tidak lepas dari peran makhluk itu sendiri dalam mengolah dan membudidayakan tanaman tersebut.
Pohon atau juga pokok ialah tumbuhan dengan batang dan cabang yang berkayu. Pohon memiliki batang utama yang tumbuh tegak, menopang tajuk pohon. Pohon dibedakan dari semak melalui penampilannya. Semak juga memiliki batang berkayu, tetapi tidak tumbuh tegak. Dengan demikian, pisang bukanlah pohon sejati karena tidak memiliki batang sejati yang berkayu. Jenis-jenis mawar hias lebih tepat disebut semak daripada pohon karena batangnya walaupun berkayu tidak berdiri tegak dan habitusnya cenderung menyebar menutup permukaan tanah.
Batang merupakan bagian utama pohon dan menjadi penghubung utama antara bagian akar, sebagai pengumpul air dan mineral, dan bagian tajuk pohon (canopy), sebagai pusat pengolahan masukan energi (produksi gula dan bereproduksi). Cabang adalah juga batang, tetapi berukuran lebih kecil dari berfungsi memperluas ruang bagi pertumbuhan daun sehingga mendapat lebih banyak cahaya matahari dan juga menekan tumbuhan pesaing di sekitarnya. Batang diliputi dengan kulit yang melindungi batang dari kerusakan.
Dalam bahasa sehari-hari, pengertian pohon agak lebih luas, yang dalam botani disebut "pohon semu". Contoh paling umum dari kasus ini adalah "pohon" pisang.
Langganan:
Postingan (Atom)